Minggu, 05 Oktober 2008

POLITEKNIK CALTEX RIAU ‘Surga atau Neraka?’


Ketika membaca judul ini, saya tersenyun sendiri. Apa-apaan ini? Tapi begitulah kenyataannya. Akhir-akhir ini saya sering mendengar celutukan yang seperti itu.
Saya adalah seorang mahasiswa di Politeknik Caltex Riau (PCR). Saya masuk melalui Penyaringan Siswa Unggul Daerah (PSUD), semacam USMU lah…saya melihat brosur PCR di sekolah waktu itu. Awalnya saya tidak berminat mengambil undangan. Tapi karena saya menempati peringkat pertama pada semester akhir kelas tiga, guru saya terus mendesak untuk mengambil saja kesempatan ini. Jadilah saya menimang-nimang, perguruan tinggi (PT) mana yang akan saya ajukan permohonan? Niat awal saya adalah kuliah di pulau jawa. Namun, ketika melihat PCR yang lebih meyakinkan dalam menjunjung kampus bebas rokok dan cinta lingkungan, sayapun mulai mantap memilihnya. Lagipula, disinilah satu-satunya saya mendapati jurusan yang sesuai minat saya.Dengan prosedur yang mudah dan informasi yang jelas, saya dengan mudah mengirimkan permohonan saya. Tak lama, sayapun dinyatakan diterima di PT tersebut.
Pada tahap pengenalan kampus pada tanggal 20 Agustus 2008 saya semakin yakin inilah perguruan tinggi yang baik. Begitu juga pendapat teman-teman seangkatan. Namun, setelah melewati tahap Information Study and Orientation (ISO) dan semester matrikulasi, mulailah banyak teman saya mengeluh.
“kamu tahu nggak, PCR dari luar seperti surga, kan. Penuh bunga, asri, indah banget deh. Tapi siapa yang tahu, didalam kelas seperti neraka. Dosen galak, pelajaran susah, belum lagi tugas yang menumpuk. Nyesal aku masuk PCR”. Saya hanya tersenyum. Di lain kesempatan, ada lagi yang berkomentar seperti ini.
“Aku nggak akan promosiin PCR ke adik-adik kelas aku di SMA. Aku sayang sama mereka kalau harus masuk neraka seperti PCR”. Duh, ada-ada aja deh teman-teman saya ini.
Melihat banyaknya komentar seperti diatas, saya mempunyai pandangan yang lain dari mereka. Saya tidak menyesal masuk PCR. Bagi saya ini adalah jalan hidup terbaik untuk saya. Dan saya akan berusaha untuk memanfaatkan ini dengan baik. Saya setuju bahwa pemandangan di sekitar kampus memang layak disebut surga. Alangkah indahnya bentuk bangunan ini. Dikelilingi oleh pepohonan dan rumput menghijau. Di gerbang depan telah terpampang papan besar bertuliskan area bebas rokok. Dihiasi dengan bunga beraneka warna. Tempat parkiran yang luas dan tertata rapi. Masih banyak pula lahan hijau kosong disini. Benar-benar kampus yang mencintai lingkungan. Anda dapat melihat sebagian kecilnya pada gambar diatas.
Jika dikatakan ruang-ruang kelas di PCR adalah laksana neraka, saya berpendapat ini sebenarnya bergantung pada tujuan untuk masuk PCR itu sendiri. Jika kamu membayangkan akan masuk ke sebuah PT yang dapat berpakaian bebas, tugas hanya diberikan sekali-kali, dosen terkadang tidak masuk atau dosen acuh, jangan memilih masuk PCR. Tetapi jika kamu seorang tamatan SMA yang menginginkan kuliah ditempat yang memiliki dosen-dosen yang peduli padamu, mengajarkanmu tata tertib dan kedisiplinan yang tinggi, yang benar-benar mengajarkanmu siap untuk ditempatkan di lingkungan kerja yang keras sekalipun, yang senior-seniornya selalu ada untukmu, ditambah lagi tugas yang diberikan tidak hanya sekedar memenuhi tuntutan, maka masuklah kamu ke PCR. Karena itulah tujuan PCR mendidik para mahasiswanya. Kesampingkan dulu rasa malas dan bayangan suasana kuliah yang ‘sesuka gue’.
Bagaiman tanggapanmu? Mungkin kamu adalah mahasiswa atau alumni PCR? Atau kamu adalah siswa SMA yang berpikir akan kuliah dimana? Berikan tanggapanmu. Karena terkadang pemikiran itu membutuhkan tanggapan lain untuk membuka pemahaman yang lebih luas. Untuk melihat profil PCR lebih banyak, kamu dapat mengunjungi situsnya di
pcr.ac.id
.